Mencari jati diri itu emang susah ya. Sampai sekarang pun aku belum tahu mau jadi apa nantinya. Sekarang aku masih meraba raba bagaimana kelak. Semua masih dalam tanda tanya yang besar dikepalaku. Dulu aku punya keinginan yang ambisius banget, aku berkhayal, berlatih, dan berdoa agar dikabulkan Yang Maha Kuasa. Berharap harap bisa nyata. Namun perjuangan yang aku lalui dipenuhi dengan tantangan. Sampai membuatku "aku harus bisa melewatinya". Setelah dekat dengan harinya (hari penentu terkabulkan atau tidaknya) aku sudah berserah kepada takdir yang membawaku ke timur atau barat, ke selatan atau ke utara. Aku berjanji tidak akan menyerah dengan kenyataan. Dan iyaa.... Aku tidak bisa mewujudkannya. Namun sebelumnya aku sudah berjanji untuk tidak apa apa.
Aku menerima konsekuensi konsekuensi yang kuperbuat ketika aku berambisi tinggi. Aku harus nge re-planning. Tapi aku tak punya dasar perencanaan yang baik. Asal mencoba ini itu ini itu. Pun ternyata itu bukan jalanku. Aku harus berkali kali bangkit untuk ikhlas menerima semua ini. Inilah risiko seorang dreamer. Harus berani jatuh, berani dilempar, berani menerima kenyataan. Namun aku tak usai disitu. Aku akan kembali lagi. Aku akan beristirahat dulu sembari merenungi keinginanku.
Setahun berlalu aku coba tata kembali. Aku mencari cari informasi yang kuminati. Langsung aku aplly ke situ. Dengan harap harap yang tinggi. Dan damn!!!!! Gagal lagi. Aku beribu ribu kali melapangkan hati. Legowo. Terima kenyataan. Memang pahit bener yaa... Banyak kata orang. Hidup itu ada asam garamnya. Ada kala pahit, dan suatu saat juga akan ada kalanya manis. Namun aku bener bener tahu bagaimana pahitnya hidup. Yang sebelumnya hanya kudengar dari nasihat nasihat orang, hanya sebatas MENGETAHUI. Sekarang aku bener bener MEMAHAMI arti kata pahit itu. Tapi aku tidak mau tenggelam dalam sedih yang berkepanjangan. Aku akan datang lagi sebagai pejuang yang tak kenal badai datang.
Komentar
Posting Komentar