Bicara soal pandemi, sudah menjadi hal biasa. Sudah bulan-bulanan kita semua hidup dalam new normal. Work From Home (WFH), PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), ngurus administrasi online, dan lain sebagainya, yang mana semua dilakukan serba daring.
Kondisi pandemi ini mengharuskan kita semua untuk merubah kebiasaan. Kita dituntut untuk memperhatikan protokol kesehatan. Sering cuci tangan pakai sabun, kemana-mana bawa hand sanitizer, pake masker, jaga jarak, dan banyak.
Semua ini dilakukan untuk pencegahan penularan virus covid-19. Itu bagus jika masyarakat (khususnya di Indonesia) bisa menerapkan protokol kesehatan. Hal ini buat kepentingan kita bersama. Namun apa yang terjadi di lapangan???? Masih ada saja yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Bahkan ada yang tidak percaya adanya virus ini. Come on dude..... Kalo virus covid-19 ini benar-benar gak ada, terus apa yang dimaksud dengan puluhan ribu korban nyawa yang meninggal karena virus ini? Berapa ratus ribu orang yang terpapar virus ini? Kenapa ada protokol kesehatan? Jaga jarak? Pakai masker? Kemana-mana bawa hand sanitizer? Sering cuci tangan? Apakah ini hanya dramatisasi???? Noooo..... It is real, dude.
Coba ditelisik lebih dalam lagi apa itu virus Corona? Dari mana asalnya? Bagaimana penularannya? Bagaimana cara pencegahannya? Berapa jumlah orang yang terpapar virus covid-19? Berapa nyawa saja yang meninggal? Ini semua realita. Bukan skenario tim kesehatan. Virus ini memang nyata adanya.
Fenomena manusia-manusia bandel yang menganggap bahwa virus ini tidak ada sangatlah konyol. Mungkin sebagian orang yang berpendapat bahwa virus ini tidak nyata karena mereka tidak merasakan dampaknya secara nyata bagi kesehatan mereka. Dan mereka sangat butuh kegiatan ekonomi untuk menyongsong kehidupan mereka. Mereka mengelak jika harus dirumahkan. Lantas membuat opini bahwa virus covid-19 ini tidak ada agar mereka bisa melanjutkan kegiatan ekonominya. Dan menolak segala macam peringatan protokol kesehatan.
Sebagai penduduk yang tinggal di zona hijau. Kekhawatiranku tidak berlebihan akan virus ini. But i don't denying it. Aku percaya akan adanya virus ini. Kemana-man aku tetap menjaga protokol kesehatan. Tapi apa guna aku yang menerapkan prokes jika yang lainnya tidak menerapkannya, tidak ada feedback. Virus ini akan makin merajalela.
Kesadaran manusia-manusia di bumi ini belum sepenuhnya tuntas. Masih banyak mereka yang beroposisi. Mengelak, melawan, mengabaikan. Disini bisa dilihat bahwa self awareness itu penting. Contoh yang bisa kita lihat sekarang nyata. Masih banyak orang yang menganggap enteng virus ini. Kesadaran diri harus diedukasikan. Kesadaran diri menjadi hal yang partial dilakukan oleh sebagian orang sekarang ini. Tidak hanya kesadaran berprokes dengan benar di era new normal ini. Tapi dalam berbagai aspek. Dunia edukasi harus punya andil lebih untuk menekankan self awareness. Agar semua orang punya kesadaran masing-masing dalam menghadapi berbagai persoalan yang perlu dilakukan secara bersamaan, bukan hanya partial.
Terapkan protokol kesehatan, ingat pesan ibu!!!!! Selalu jaga kesehatan dan yang paling penting self awareness. Karena ini masalah kita bersama. Tidak bisa dilakukan partial.
Stay safe, and health!!!!!
Hello readers, bagaimana tanggapan kalian tentang protokol kesehata di era pandemi ini? Masih lihatkah kalian orang-orang yang tidak mengindahkan prokes? Bagaimana tanggapan kalian? Apa pendapat kalian tentang self awareness di masa Pandemi ini? Please comment down bellow yaa....
BalasHapus