Langsung ke konten utama

Learning Evaluation

Bab 1


Evaluasi pembelajaran pada skala kurikulum 13 dari segi pembelajaran otentik tuntutan terhadap penerapan penilaian otentik dalam kurikulum 2013 muncul sejalan dengan standar proses yang telah ditetapkan. Salah satu penekanan yang cukup menonjol dalam kurikulum 2013.

Selain dikembangkan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi, juga penekanannya pada proses pembelajaran yang menggunakan model pendekatan saintifik. Artinya, standar proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik.Saintifik adalah prose pembelajaran yang mengupayakan agar peserta didik dapat secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahaapan mengamati dalam rangka mengidentifikasi atau menemukan.

Masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik tersebut ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah, dari berbagain Informasi yang mereka peroleh.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru tentulah diperlukan merujuk kepada teori-teori yang dikemukakan di atas dapat ditarik benang merah bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sekurang-kurang memiliki empat karakteristik pokok yaitu:

a. Berpusat pada peserta didik;

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep hukum atau prinsip;

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter peserta didik.

Dalam Kurikulum 2013 seperti digambarkan dalam Depdikbud bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sebagai berikut:

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi maanusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapann serta pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta senada dengan itu, peninilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk menampilkan performansinya pada situasi yang sesungguhnya mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuannya meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Oleh Kemendikbud (2013) meliputi komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Penilaian otentik sering juga dipadankan dengan penilaian berbasis kinerja (performancea based assessment) atau penilaian kinerja (performance assessment).



Bab 2

Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif K13 (Penilaian Otentik)

Pada bab ini kita akan membahas mengenai evaluasi pembelajaran dalam perspektif K13 dengan menggunakan penilaian otentik. Nah apasih penilaian otentik itu? Menurut Permendiknas No 81A tahun 2013 penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan(komoetensi) telah benar-benar dikuasi dan dicapai. 

Sebelum kita bahas lebih lanjut, apakah kalian sudah merasakan K13 semasa sekolah dahulu? Kalau sudah ceritakan bagaimana pemahaman kalian terhadap K13? Apakah ada kesan menarik mengenai K13 semasa sekolah dahulu? Ceritakan dibawah yaa...

Tuntutan terhadap penerapan penilaian otentik dalam K13 muncul sejalan dengan standar proses yang telah ditetapkan. Point yang paling menonjol adalah standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi dan penekanan proses pembelajaran menggunakan model pendekatan saintifik. Kemudian kita juga akan membahas mengenai tuntutan dari K13 terhadap penilaian otentik dan juga perbandingan antara penilaian otentik dan penilaian konvensional. 

Sebelum kita membahas hal tersebut, apasih pendekatan saintifik itu?

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menekankan pada cara berpikir yang sistematis dan logis dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini menggunakan metode ilmiah untuk mengembangkan konsep dan teori, serta melakukan eksperimen dan observasi untuk menguji hipotesis dan menemukan bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Pendekatan saintifik juga memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri melalui proses penemuan.

Pendekatan saintifik juga bisa dijawab sebagai suatu cara berpikir yang membutuhkan bukti dan argumentasi yang kuat untuk mendukung sebuah klaim atau hipotesis. Karakteristik pendekatan saintifik meliputi:

Menggunakan metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir untuk mengumpulkan data dan membuat generalisasi yang dapat diuji.

Menggunakan teori-teori dan hukum-hukum yang telah terbukti secara empiris untuk menjelaskan fenomena dan memprediksi hasil penelitian.

Melakukan hipotesis dan percobaan secara kritis dan terus-menerus untuk menguji kebenaran dan validitas suatu klaim.

Bersifat skeptis dan terbuka terhadap bukti baru yang muncul dan siap untuk memperbaiki atau mengubah teori-teori yang telah ada.

Bersifat objektif dan tidak terpengaruh oleh emosi atau kepentingan pribadi dalam mengumpulkan dan menafsirkan data

2. Penerapan Pendekatan Saintifik

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Pendekatan ini menekankan pada proses pembelajaran yang terstruktur dan terarah, yang melibatkan tahapan-tahapan seperti pengamatan, hipotesis, eksperimen, dan kesimpulan. 

K13, menekankan pada pendekatan pembelajaran yang bersifat saintifik dan memfokuskan pada pemahaman konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang mendasari kegiatan nyata di dunia nyata. Pendekatan saintifik menekankan pada proses belajar yang melibatkan eksplorasi, observasi, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kegiatan tersebut.

Tuntutan K-13 terhadap pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

Menekankan pada proses belajar K-13  yang melibatkan eksplorasi, observasi, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kegiatan tersebut.

Memfasilitasi pembelajaran yang terpadu: K-13 juga menekankan pada pembelajaran yang terpadu, sehingga siswa dapat memahami bagaimana subjek-subjek tersebut saling terkait.

Mendorong keterampilan praktis: Pendekatan saintifik juga menekankan pada keterampilan praktis seperti menganalisis, menyelesaikan masalah, dan berpikir kritis, yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata.

Menghargai keunikan siswa: K-13 juga menghargai keunikan setiap siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah:

Identifikasi masalah: Pertama, guru atau siswa harus mengidentifikasi masalah yang akan diteliti atau dibahas.

Penyusunan hipotesis: Setelah masalah teridentifikasi, guru atau siswa dapat menyusun hipotesis tentang apa yang diyakini terjadi atau sebab-sebab yang mungkin menyebabkan masalah tersebut.

Pengumpulan data: Selanjutnya, guru atau siswa dapat mengumpulkan data yang relevan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Data dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti pengamatan, wawancara, atau menggunakan sumber literatur. 

Melakukan eksperimen: Setelah data terkumpul, guru atau siswa dapat melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Eksperimen harus dilakukan secara terkontrol dengan menggunakan variabel independen dan dependen yang sesuai.

Menarik kesimpulan: Setelah eksperimen selesai, guru atau siswa dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen tersebut. Apakah hipotesis yang dibuat terbukti benar atau tidak? Jika benar, maka hipotesis tersebut dapat diterima sebagai konsep yang valid. Jika tidak, maka hipotesis tersebut perlu diuji kembali atau dikembangkan lebih lanjut.

    Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini, siswa akan memahami konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dengan lebih baik, serta memiliki kemampuan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut beberapa contoh masalah yang dapat diteliti, yakni:

1. Penyebab kematian ikan di suatu waduk

2. Hubungan antara jumplah cahaya dengan pertumbuhan tanaman

3. Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi kimia

Dari contoh kasus diatas dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan saintifik, yakni seperti langkah yang sudah saya tuliskan diatas. 

4. Mengenal Penilaian Otentik

Singkatnya, Penilaian otentik adalah proses menilai kemampuan siswa dengan menggunakan metode penilaian yang mencerminkan keterampilan siswa dalam situasi yang sesungguhnya. Penilaian otentik lebih menekankan pada proses pembelajaran siswa daripada hasil akhir, dan memberikan umpan balik yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan keterampilannya. Penilaian otentik juga dapat mencakup penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri, seperti refleksi atau portofolio, atau penilaian yang dilakukan oleh orang lain, seperti presentasi atau simulasi. Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa secara lebih akurat dan menyediakan umpan balik yang berguna bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Nah, K13 yang diterapkan di hampir seluruh sekolahan di indonesia yang mulai dipakai sejak tahun 2013. Pendekatan otentik dan K13 sama-sama menekankan pada kegiatan nyata yang terjadi di dunia nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan cara yang lebih alami dan membuat koneksi dengan dunia nyata. 

Tuntutan K-13 terhadap pendekatan otentik adalah sebagai berikut:

Menekankan pada kegiatan nyata: K-13 menekankan pada kegiatan nyata yang terjadi di dunia nyata sebagai cara untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif. 

Memfasilitasi pembelajaran yang terpadu: K-13 juga menekankan pada pembelajaran yang terpadu, sehingga siswa dapat memahami bagaimana subjek-subjek tersebut saling terkait.

Mendorong keterampilan praktis: Pendekatan otentik juga menekankan pada keterampilan praktis seperti menganalisis, menyelesaikan masalah, dan berpikir kritis, yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata.

Menghargai keunikan siswa: K-13 juga menghargai keunikan setiap siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Kemudian dibawah ini kita akan mengupas sedikit tentang kelebihan dan kekuranngan dalam menggunakan pendekatan otentik dalam belajar siswa.

Kelebihan: 

Menyediakan konteks yang relevan bagi siswa untuk belajar, sehingga siswa lebih terlibat dan lebih memahami materi yang diajarkan.

Memfasilitasi pembelajaran yang terpadu sehingga siswa dapat memahami bagaimana subjek-subjek tersebut saling terkait.

Mendorong keterampilan praktis seperti menganalisis, menyelesaikan masalah, dan berpikir kritis, yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata.

Kekurangan:

Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran lainnya, karena siswa harus melakukan kegiatan nyata dan memproses informasi yang relevan.

Membutuhkan sumber daya yang lebih banyak, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan, untuk memfasilitasi kegiatan nyata yang terjadi di dunia nyata.

Tidak cocok untuk semua siswa, terutama bagi siswa yang memiliki masalah belajar atau memiliki kebutuhan khusus.

5. Perbandingan Penilaian Otentik dengan Penilaian Konvensional

Berikut adalah beberapa perbandingan antara penilaian otentik dengan penilaian konvensional:

Fokus: Penilaian otentik lebih menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan praktis, sedangkan penilaian konvensional lebih menekankan pada penguasaan fakta dan keterampilan menjawab pertanyaan secara akademik.

Kegiatan: Penilaian otentik dilakukan melalui kegiatan nyata yang terjadi di dunia nyata, sedangkan penilaian konvensional dilakukan melalui tes atau ujian tertulis.

Jenis pertanyaan: Penilaian otentik biasanya menggunakan pertanyaan yang lebih terbuka dan memungkinkan siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis, sedangkan penilaian konvensional biasanya menggunakan pertanyaan yang lebih tertutup dan memfokuskan pada penguasaan fakta.

Dokumentasi: Penilaian otentik biasanya memerlukan dokumentasi yang lebih detil tentang kegiatan dan proses siswa, sedangkan penilaian konvensional biasanya hanya menghasilkan skor akhir yang tidak memberikan informasi yang detil tentang kemampuan siswa.

6. Penilaian Otentik dan Tugas Otentik

    Penilaian otentik adalah proses menilai kemampuan siswa melalui kegiatan nyata yang terjadi di dunia nyata. Penilaian ini menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan praktis yang  biasanya dilakukan melalui tugas otentik, yaitu tugas yang terkait dengan dunia nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis. Tugas otentik juga biasanya memerlukan dokumentasi yang detil tentang kegiatan dan proses siswa selama mengerjakan tugas tersebut.

Dalam memberikan tugas kepada peserta didik, tentunya kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Relevansi dengan dunia nyata dan memberikan konteks yang nyata bagi siswa untuk belajar.

Memfasilitasi pembelajaran terpadu, sehingga siswa dapat memahami bagaimana subjek-subjek tersebut saling terkait.

Mendorong keterampilan praktis seperti menganalisis, menyelesaikan masalah, dan berpikir kritis, yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan kemampuan mereka secara individual.

Memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi siswa

7. Jenis-Jenis Penilaian Otentik

Berikut adalah beberapa jenis penilaian otentik:

Proyek: menilai kemampuan siswa melalui proyek yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah atau mengembangkan produk yang terkait dengan dunia nyata.

Portofolio:  menilai kemampuan siswa melalui karya-karya siswa yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan.

Simulasi: menilai kemampuan siswa melalui situasi yang terkait dengan dunia nyata dan meminta siswa untuk menyelesaikan masalah atau mengembangkan solusi.

 



Bab 3

INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES

Instrumen evaluasi pembelajaran jenis tes memang sering umum digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain memiliki beberapa jenis yang beragam, diantaranya; tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan, instrumen evaluasi pembelajaran memiliki tujuan tertentu. 

A. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)

Test yang pertanyaannya dijawab dengan jawaban yang menggunakan kata-kata sendiri, hal ini diharapkan agar murid dapat berfikir tingkat tinggi yang biasanya akan dituangkan dalam pertanyaan yang menuntut.

Menurut Sutomo: hal ini dimaksudkan agar murid dapat memecahkan masalah, menganalisa masalah, membandingkan sesuatu, menyatakan hubungna dan menarik kesimpulan. 

Seperti saat sekolah dulu, kita biasanya disuguhkan dengan soal test yang terdiri dari soal pilihan ganda dan uraian. Pada saat akan menjawab soal test uraian maka kita dituntut untuk  memecahkan masalah, menganalisa, menarik kesimpulan mengenai soal dan kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kreatifitas peserta didik dan tidak bisa dipungkiri setiap peserta didik pasti memiliki jawaban yang bervariasi.

Jenis Test Uraian:

1. Test Uraian Bebas atau Terbuka

Contohnya: Coba sebutkan manfaat belajar penaksiran dalam kehidupan sehari-hari dan berikan contohnya. 

Menurut contoh tersebut, dikarenakan pengalaman setiap anak dalam belajar penaksiran dan penerapan dalam kehidupannya tidaklah sama, maka jawaban yang diberikan siswa pasti sangat beragam dan menggunakan bahasa yang bebas kreatif.

2. Test Uraian Terbatas

Contohnya: Toni akan memasukan 21 kelereng merah dan 28 kelereng biru kedalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama banyak dan kelereng biru yang sam abanyak pula. Berapa banyak kotak yang diperlukan? Berapa kelereng merah dan biru dalma setiap kotak?

Menurut contoh tersebut, pertanyaan diatas menuntut jawaban yang mutlak harus sama dan tidak bisa dikarang sesuai dengan kreatifitas siswa. Hal ini dikarenakan jawaban dari soal test tersebut haruslah sesuai dengan tatacara menjawab soal yang ada dan harus sama jawabannya antara siswa satu dengan siswa yang lain. 

Karakteristik Test Uraian:

1. Pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa uraian

2. Pertanyaan yang menuntut untuk memberikan penjelasan, komentar, dan penafsiran. 

3. Terdiri dari 5-10 soal

4. Diawali dengan kata Uraikan..., Mengapa..., Jelaskan..., terangkan...

Langkah Menyusun Test Bentuk Uraian

1. Mencangkup ide pokok dari suatu materi

2. Kalimat yang digunakan dalam soal berbeda dengan buku ajar

3. Kata-kata yang digunakan dalam pertanyaan dibuat lebih bervariasi

4. Ringkas, padat dan mudah dipahami

5. Disertai dengan cara mengerjakannya

Kelebihan dan Kekurangan Metode Test Uraian

a. Kelebihan

1. Bagi guru, menyusun test akan terasa lebih mudah

2. Murid dapat menjawab dengan bebas

3. Melatih murid agar mengeluarkan pikirannya

b. Kekurangan

1. Tidak terlalu efektif untuk digunakna  

2. Jawaban dan penjelasan yang berbeda-beda menyulitkan pengukuran

3. Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban


B. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif

Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban.

Jenis Tes Objektif:

1. Melengkapi (completion test)

Completion Test yang artinya melengkapi. Sama seperti namanya, biasanya tes yang disajikan itu bisa berupa kalimat yang memiliki satu atau lebih titik-titik yang harus diisi oleh peserta tes.

Contoh: Isilah titik-titik dibawah dengan jawaban yang benar!

 Faktor prima dari bilangan 15 adalah...

Kekurangan dan Kelebihan Metode Completion Test

a. Kelebihan

1. Mudah disusun

2. Lebih hemat kertas

3. Bahan yang disajikan banyak dan beragam

4. Mengukur taraf kompetensi

b. Kekurangan

1. Hanya mengungkapkan daya ingat atau hafalan saja

2. Kurang relevan

3. Pembuatannya yang mudah membuat tester kurang hari-hati dalam membuat soal


2. Multiple Choice Test (pilihan berganda)

Test ini berisi banyak pilihan jawaban yang harus dipilih, biasanya terdiri dari 3-5 pilihan jawaban, yang salah satunya adalah jawaban yang benar. Cara untuk menyusun tes ini harus diperhatikan jelas tidaknya pola kalimat yang digunakan, bahasa yang mudah dipahami, pilihan jawaban yang hampir mirip dan setiap soal yang disajikan harus berisi masalah yang harus dipecahkan.

3. Matching (Menjodohkan)

Test ini dimaksudkan akgar peserta test menjodohkan antara soal dan jawaban yang terdapat kesesuaian atau kecocokan. Kelebihan dari test model matching adalah pembuatannya yang mudah, cepat dan objektif digunakan dalam menilai. Kekurangan dari test ini adalah kurang baik jika digunakan untuk mengevaluasi kemampuan.

Cara menyusun Matching Test

a. Terdiri dari 10-15 soal

b. Daftar sebelah kiri dibuat elbih panjang agar jawaban cepat ditemukan

c. Berikan petunjuk cara mengerjakan test

4. Fill In (Isian)

Biasanya berbentuk cerita atau karangan.

Kelebihan dan Kekurangan Fill In:

a. Kelebihan

1. Masalah yang diwujudkan tertuang seluruhnya

2. Mudah disusun

b. Kekurangan


1 Cenderung hanya mengungkapkan aspek pengetahuan dan pengenalan saja

2. Hanya mengungkapkan sebagian dari materi saja.

Dalam menyusun Fill In Test sebaiknya dipisahkan antara soal test dan jawaban, kemudian mengungkap cerita test disusun secara ringkas dan apabila memungkinkan dapat ditambahkan dengan gambar.

5. True False (benar salah)

Salah satu bentuk tes, dimana ada yang benar dan ada yang salah.

Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan

1. Pembuatannya lebih mudah

2. Mencangkup bahan yang luas

3. Mudah dikerjakan

b. Kekurangan

1. Bespekulasi dalam memberikan jawaban

2. Tes hanya dapat mengungkapkan daya ingat 

3.Hanya dapat dijawab dengan spekulasi yang terbatas

Cara menyusun True false test yang pertama adalah membuat petunjuk yang jelas tentang bagaimana cara mengerjakannya, kemudian setiap soal jawabannya harus mutlak dan jangan menggunakan kata yang meragukan.

C. Tes Tindakan (Performance Test)

Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya.

Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.

Contoh tes tindakan: 

Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe jigsaw.

Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan

1. Satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan.

2. Digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori dengan keterampilan praktik.

3. Dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling menyontek.

4. Dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian.

b. Kekurangan

1. Memakan waktu yang lama

2. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar 

3. Cepat membosankan 

4. Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti apa-apa lagi 

5. Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga, biaya.


BAB IV

Instrument Evaluasi Bentuk Non-Test

Hasil dari satu proses pembelajaran mencakup tidak hanya aspek kognitif, tapi juga aspek afaktif dan psikomotorik. Sehingga hasil dari proses pembelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan lain-lain.

A. Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).

B. Skala Rentang

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

C. Penilaian Sikap

Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang

D. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

E. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

F. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

G. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAST CONTINUOUS TENSE: Pengertian, Rumus dan Contoh Kalimat

PAST CONTINUOUS TENSE Hollaaa guys! Kalian sudah pada tahu belum sih apa itu Past Continuous Tense? Bagaimana susunan kalimatnya? Dan seperti apa contohnya? Karena banyak banget yang belum tahu soal Past Continuous Tense , so , di artikel ini kita akan membahas materi tersebut. Yukk simak materi berikut!  Pengertian Past Continuous Tense   Past Continuous Tense adalah sebuah tenses dalam bahasa inggris yang menyatakan suatu kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi di masa lampau selama kurun waktu tertentu.  Kata kunci untuk memudahkan mengingatnya adalah, Past untuk lampau atau masa lalu. Continuous untuk yang sedang terjadi atau sedang dilakukan. Jadi Past Continuous Tense menjelaskan tentang kejadian yang sedang terjadi di masa lampau.  Secara kompleksnya, Past Continuous Tense adalah kalimat yang menyatakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau dan dapat disela atau digabungkan dengan kejadian lain pada kurun waktu tertentu yang sama.  Oke, kal

How to Use "More" & "Most" in Degrees of Comparison

Do you know what Degrees of Comparison are? Degrees of Comprison is material in English which means "comparison" . So in this material you will learn how to compare one thing with another. Can compare one thing to another thing or one thing to many other things. However, do you know how to use comparative sentences in English? Do you know the difference between using "more" and "most" ? Most errors in using comparative words in English are the use of the words "more" and "most". So, we learn first about the use of "more" and "most". Watch the video below:  more and most " How does the video above explain? Clear enough, right? OK, now that you understand how to use "more" and "most", let's check our understanding with the interesting quiz below:

How to Visualize "The Secret" ( Law of Attraction / LOA ) Part 2

Dari buku “The Secret” karya Rhonda Byrne, pembaca akan menemukan rahasia yang sangat luar biasa ampuhnya. Ulasan buku “The Secret” yang part 1 kemaren aku sudah memberikan sedikit informasi mengenai “The Secret” yang esensinya tentang law of attraction. Dan di tulisan kali ini aku akan memberikan pemahaman singkat tentang “The Secret” (supaya lebih jelas) dan akan dilanjutkan dengan bagaimana caranya kita bisa berafirmasi dan visualisasi dengan baik. Kita akan belajar bagaimana menerapkan esensi buku ini dalam kehidupan sehari-hari.  Tulisan tentang “The Secret” yang part 1 kemarin aku udah njelasin tentang esensi“The Secret”, yaitu law of attraction. Kurang lebih seperti ini : Apa yang dipikirkan oleh manusia, akan mengeluarkan frekuensi ke semesta. Pikiran yang serupa akan ditarik di frekuensi yang sama, dan akan dikembalikan ke sumbernya. Hukum tarik menarik (law of attraction) digapai dengan cara visualisasi. Visualisasi ini layaknya seperti menara suar radio atau televisi yang ny